Jumat, 17 Mei 2013

SABAR DI ATAS SEGALANYA





SABAR DI ATAS SEGALANYA
OLEH : Erhansyah, S.Ag

Awal dari kesabaran adalah ketika sebuah musibah menimpa diri kita. Yang namanya musibah adalah sesuatu yang tidak mengenakkan bagi siapa saja yang ditimpanya. Baik itu kesusahan, meninggalnya anggota keluarga, adanya bencana alam, sakit, dan lain sebagainya. Ketika musibah ini terjadi maka disinilah kesabaran itu diperlukan. Dan ini di dalam agama disebut dengan sabar dalam menghadapi musibah.
Allah swt memang telah memberitahukan kepada kita akan ada datangnya sebuah musibah kepada kita, tidak perduli siapa dan dimana kita, kapan dan darimana datangnya musibah itu dan bagaimana musibah itu terjadi. Sebagaimana firman Nya dalam surah ke 2 Al Baqarah ayat 155 sebagai berikut :
Artinya : dan sungguh akan kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. ( 2:155)
Melalui ayat ini Allah memberitahukan kepada segenap manusia, bahwa mereka akan diberikan “UJIAN” berupa sedikit ketakutan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Ujian disini mengandung musibah atau bencana yakni bahwa suatu saat kita akan merasa kekurangan makanan, karena mata pencaharian kita, perolehan kita dikurangi sedikit oleh Allah swt, yang petani bisa saja hasil panennya berkurang dari tahun lalu. Yang pedagang bisa saja tida mendapatkan keuntungan sebagaimana sebelumnya. Yang nelayan bisa saja hasil tangkapan ikannya berkurang disebabkan tidak teraturnya pasang surutnya air. Yang pegawai bisa saja gajinya atau insentifnya atau tunjangannya berkurang atau tidak terbayar oleh Negara karena sesuatu hal. Bahkan tidak hanya yang berhubungan dengan makanan, jiwa dan harta kita bias saja sedikit dikurangi baik karena dicuri atau dirampok, atau disita karena sebuah kasus yang menimpa kita, atau ditimpa kebakaran yang menyebabkan harta kita menjadi lenyap dalam sekejap. Atau bisa saja anak satu satunya buah hati belahan jantung  meninggal dunia karena kecelakaan, suami atau isteri tercinta pergi meninggalkan kita untuk selama lamanya. Semua ini oleh Allah swt sudah diberitahukan kepada kita melalui firman Nya tersebut di atas tadi.
Kejadian apa saja yang menimpa diri kita, sebagai seorang muslim, seorang mukmin adalah wajib dibentengi dengan sikap SABAR. Makna sabar sesungguhnya bukanlah sikap menyerah pada keadaan, atau pasrah terhadap apa yang terjadi. Tetapi sabar sesungguhnya menghidupkan gairah dan motivasi untuk bangkit, motivasi untuk berupaya mencari jalan keluar dari sebuah kesulitan, dari sebuah kesusahan yang ia alami saat ini. Sehingga setelah musibah ini terjadi maka setiap gerak langkah kita akan terasa mudah dan tidak larut dalam kesedihan yang tiada akhir. Itulah makanya  Allah swt nyatakan dalam Al Qur’an Surah Al Insyirah ayat 6  sebagai berikut :

Artinya : Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.( 094 : 6)
Dalam sebuah hadist ada diceritakan bahwa Ummu Salamah ra. Suatu ketika pulang dari sebuah majelis di rumah Rasulullah saw.
“Aku (Ummu Salamah ra) berkata : aku mendengar Rasulullah saw bersabda : yang artinya :”tiada seorang muslim yang ditimpa musibah kemudian ia membaca “ innalillahi wa inna ilaihi ra ji’un”, lalu membaca doa “ya Allah berilah pahala bagiku dalam musibahku ini, dan gantikanlah untukku dari musibah yang lebih baik dari padanya” melainkan akan diganti oleh Allah swt”
Alkisah, ketika suami Ummu Salamah ini yaitu yang bernama Abu Salamah berpulang ke rahmatullah, maka berdoalah Ummu Salamah ini seperti yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Ummu Salamah sebenarnya  sempat bertanya dalam hati, siapa gerangan yang akan menggantikan suaminya ini, dan  sebagaimana doa dan sabda Rasulullah saw tadi, tentulah akan mendapatkan pengganti yang  lebih baik.
Diceritakan bahwa setelah masa iddah Ummu Salamah ra. Sudah berlalu, dan kala itu Ummu Salamah sedang bekerja menyamak kulit tiba tiba datanglah Rasulullah saw ke rumahnya. Setelah diberi izin  dan masuk kerumahnya Rasulullah saw mengutarakan kepada Ummu Salamah bahwa beliau mau meminangnya.
Ummu Salamah ra berkata :” tidak mungkin aku tidak mau dengan engkau wahai Rasulullah saw, tetapi aku ini wanita yang pencemburu, aku khawatir akan terjadi sesuatu pada diriku dan aku khawatir akan disiksa oleh Allah swt lagi pula aku juga sudah tua dan aku seorang janda yang mempunyai anak”
Mendengar ucapan itu Rasulullah saw menjawab “adapun yang engkau sebut mengenai cemburu, maka Allah akan menghilangkannya, adapun mengenai umur yang sudah tua maka akupun  ujar Nabi SAW sudah tua, adapun mengenai anak, maka anakmu adalah anakku jua”
Mendengar ucapan Rasulullah saw tersebut maka Ummu Salamah ra memenuhi pinangan Rasulullah saw dan terjadilah pernikahan antara Rasulullah SAW dan Ummu Salamah ra.
Hadist ini menggambarkan kepada kita bahwa kejadian yang dialami oleh Ummu Salamah tentu saja akan banyak terjadi dimana mana, dan bila itu disikapi dengan sabar dan selalu berdoa, maka Allah swt akan memberikan pengganti yang lebih baik dari sebelumnya, sebagaimana yang terjadi pada Ummu salamah ra.
Selain itu sebuah musibah yang menimpa seseorang sudah barang tentu sebagai ujian terhadap semua manusia, adalah orang orang yang sabar dan terus berjuang untuk sabar akan mendapatkan ganjaran dan pahala di sisi Allah swt. Dan dengan sebuah musibah sesungguhnya Allah swt ingin membuktikan bahwa siapa saja di antara manusia yang sanggup keluar dengan kepala tegak dan tegar dan tentulah mereka itu orang orang yang mempunyai ketakwaan dan keimanan yang selalu mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah swt sebagai wujud dari rasa ber Tuhankan Allah swt.
Rasulullah saw memberikan perumpamaan bahwa sabar adalah sebagai penerangan (ASHSHABRUDHIYA U)     “sabar adalah sebagai penerangan”
Rasulullah saw bersabda : “kebersihan itu setengah dari iman, dan ucapan Alhamdulillah, memenuhi apa yang di langit dan di bumi, sembahyang sebagai pelita (cahaya), sedekah sebagai bukti iman, KESABARAN ITU PENERNGAN.
Sabar sebagai pelita atau penerangan mengandung makna bahwa orang yang ditimpa musibah tentu akan terasa gelap gulita pikirannya. Bagi pedagang yang bangkrut tentu kalau tidak sabar akan merasa gelap dan suram masa depan usahanya, tetapi dengan sabar, maka tentulah pikirannya akan menjadi tenang dan tenteram sehingga yang tadinya hatinya gelap gulita akan berubah menjadi terang benderang karena sikapnya yang sabar dalam menghadapi ujian yang ia yakini semuanya dari Allah swt.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar